Kembali ke ikhtisar item
APA YANG HARUS SAYA LAKUKAN SUPAYA SELAMAT

APA YANG HARUS SAYA LAKUKAN SUPAYA SELAMAT

Judul Asli: What must I Do to be saved?

Iskander Jadeed

All Rights Reserved


KESELAMATAN

Keselamatan umat manusia sungguh merupakan hal yang sangat penting. Saya tidak membesar-besarkan ketika saya memberitahu saudara bahwa keselamatan adalah hal yang paling penting bagi manusia untuk mempertimbangkannya. Hal itu sudah memenuhi pikiran Allah dari sejak awal mula. Allah menampakkan diri dalam daging (dalam wujud manusia) untuk membawa keselamatan dimaksud. Oleh karena itu, karena keselamatan adalah sangat mendesak, kita harus mencari tahu mengenai sifat, arti dan kepentingan dari keselamatan tersebut. Kita harus menemukan apakah keselamatan itu dan dari apa kita perlu untuk diselamatkan.

Melalui Alkitab dan sifat dari misi Kristus, kita mengerti bahwa keselamatan melibatkan hal dilepaskan dari perbudakan dosa dan sebagai konsekuensinya dilepaskan dari dosa. Injil menyatakan bahwa Anak manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan orang-orang yang terhilang. Ini berarti bahwa sasaran dari kedatangan Kristus ke dalam dunia adalah untuk menyelamatkan orang-orang yang akan binasa dalam pelanggaran dan dosa-dosa. Untuk mencapai sasaran ini, Dia mempersiapkan segala sesuatu untuk keselamatan, bahkan sampai mengorbankan hidup-Nya untuk orang-orang berdosa, semua karena didorong oleh kasih dan kemurahan-Nya.

Pada saat terbaring sakit dan menjelang ajal Duke dari Kent, ayah Ratu Victoria dari Inggris, dikunjungi oleh dokter pribadinya untuk menghibur Duke, seraya mengatakan, “Hiburkanlah dirimu, tuanku, untuk Penyediaan yang disediakan karena jabatan tinggi tuanku.” Duke menjawab, “Barangkali itu benar, tetapi keselamatan saya tidak ber-gantung pada jabatan saya yang tinggi, tetapi pada pengakuan saya bahwa saya orang berdosa dan bahwa Kristus datang untuk menyelamatkan saya.” Dia menyuarakan perkataan dari rasul Paulus, “Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya, bahwa Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa—dan di antara mereka akulah yang paling berdosa” (1 Timotius 1:15).

Apa yang harus saya lakukan supaya selamat?

Pertanyaan ini diajukan oleh Kepala Penjara Filipi kepada rasul Paulus dan rekannya Silas hampir dua ribu tahun yang lampau. Jawabannya adalah “Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu” (Kisah Para Rasul 16:31). Adalah jelas bahwa manusia tidak diminta untuk berbuat sesuatu untuk menyelamatkan dirinya. Dia hanya harus percaya didalam Tuhan Yesus Kristus karena tidak ada jalan lain untuk keselamatan. Malaikat Allah mengatakan tentang Perawan Maria yang diberkati, “Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka” (Matius 1:21). Ketika Yohanes Pembaptis melihat Kristus, dia berkata, “Lihatlah Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia!” (Yohanes 1:29)

Namun demikian, iman yang sepenuh dalam keselamatan, pertama-tama harus didahului dengan pengakuan dosa sesuai dengan apa yang dinyatakan Alkitab:”Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan” (1 Yohanes 1:9). Kedua, harus disertai de-ngan pertobatan. “Dengan tidak memandang lagi zaman kebodohan, maka sekarang Allah memberitakan kepada manusia, bahwa di mana-mana semua mereka harus berto-bat” (Kisah Para Rasul 17:30). “Karena itu sadarlah dan bertobatlah, supaya dosamu dihapuskan, agar Tuhan mendatangkan waktu kelegaan” (Kisah Para Rasul 3:19).

Oleh karena itu dapat dipastikan bahwa, iman, disertai dengan pengakuan dosa dan pertobatan, secara umum mendatangkan kepada manusia:

KESELAMATAN DARI HUTANG DOSA :

Di banyak dari perumpamaan-perumpamaan-Nya Kristus menjelaskan dosa sebagai sebuah hutang. Dia berbicara mengenai seorang hamba yang jahat, “Sebab hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja yang hendak mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya. Setelah ia mulai mengadakan perhitungan itu, dihadapkanlah kepadanya seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta” (Matius 18:23,24).Dalam perumpamaan yang lain Dia mengatakan, “Ada dua orang yang berhutang kepada seorang pelepas uang. Yang seorang berhutang lima ratus dinar, yang lain lima puluh. Karena mereka tidak sanggup membayar, maka ia menghapuskan hutang kedua orang itu. Siapakah di antara mereka yang akan terlebih mengasihi dia?” (Lukas 7:41-42).

Dosa sesungguhnya adalah hutang besar yang orang berdosa punyai pada Allah, tidak peduli apakah hutang itu besar atau kecil, mereka tidak mampu untuk membayarnya. Oleh karena itu, menyebabkan akan dijatuhi pehukuman yang mengatakan, “Sebab upah dosa adalah maut” (Roma 6:23). Tetapi Allah dalam kasih-Nya yang besar, yang penuh dengan kebaikan dan kemurahan, siap untuk mengampuni dan menghapuskan berda-sarkan persyaratan yang dikemukakan dalam Injil, apapun dan betapapun besarnya dosa-dosa itu. Ada tertulis, “Dan di mana dosa bertambah banyak, di sana kasih karunia akan menjadi berlimpah-limpah” (Roma 5:20). Ini menjadikan penghiburan terhadap kuasa Taurat yang menekan dan menakutkan. Sebagai yang sudah membeli pengampunan un-tuk orang-orang yang bertobat melalui darah-Nya di kayu salib, Injil Kristus memberikan kepada umat manusia janji dari pengampunan ini, dan Roh Kudus-Nya memeteraikannya. Orang-orang yang dosa-dosanya sudah diampuni terikat untuk mengasihi Dia yang su-dah mengampuni mereka. Semakin dalam orang terjerumus ke dalam dosa sebelum dilahirkan kembali, semakin kudus dia seharusnya menjadi dan lebih siap lagi untuk mentaati.

KESELAMATAN DARI KUASA DOSA

Sebagai yang sudah dilepaskan dari hutang dosa yang berat, manusia sekarang perlu untuk dilepaskan dari kuasa dosa dan meninggalkan kebiasaan-kebiasaan jahat. Dia harus ber-henti untuk hidup berdasarkan keinginan-keinginan dirinya sendiri yang merusak dalam hubungannya dengan dunia yang sudah berada dalam genggaman dari Si Jahat. Untuk melakukan hal itu, manusia harus bertahan dan berjuang melawan dosa untuk menger-jakan keselamatannya, seperti yang rasul Paulus katakan dalam suratannya kepada orang-orang percaya di Filipi:”Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti pada waktu aku hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir, karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurur kerelaan-Nya” (Filipi 2:12,13). Paulus juga mengajarkan kepada kita bahwa orang yang sudah diselematkan oleh anugerah Kristus harus menjalankan kekudusan setiap hari dan melepaskan dirinya dari pengaruh-pengaruh dosa sampai dia mencapai kemuliaan yang kekal. Ini terbukti dari surat Paulus kepada orang-orang percaya di Roma:”Hal ini harus kamu lakukan, karena kamu mengetahui keadaan waktu sekarang, yaitu bahwa saatnya telah tiba bagi kamu untuk bangun dari tidur. Sebab sekarang keselamatan sudah lebih dekat bagi kita dari pada waktu kita menjadi percaya.” (Roma 13:11)

Singkatnya, keselamatan melibatkan pembebasan manusia dari hutang dosa dan dari kuasanya yang memperbudak roh, jiwa dan tubuh sampai dia berdiri di hadapan Allah dalam keadaan kudus dan tanpa cacat di dalam kasih.

Beberapa barangkali bertanya, “Mengapa Allah begitu memperhatikan orang berdosa yang sudah memberontak karena kemauannya sendiri? Dan mengapa Allah tidak mem-biarkan dia saja sendiri menanggung akibat-akibat dari perbuatannya dan menerima apa yang layak untuk diterimanya?” Ada satu jawaban untuk pertanyaan ini yang terdapat di dalam pasal tentang Tuhan Yesus Kristus:”Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Yohanes 3:16). Adalah kisah yang menceriterakan tentang seorang pengacara terkenal, namanya Sir John Prentice, yang menyimpulkan dalam pernyataan yang disampaikan sehubungan dengan pembelaannya terhadap orang yang tertuduh sebagai berikut, “Saya sudah membaca da-lam sebuah buku bahwa Allah, dalam hikmat-Nya yang kekal, bertanya kepada Keadilan, Kebenaran dan Kemurahan apakah Ia harus menciptakan manusia. Keadilan menjawab, “Jangan menciptakan manusia karena dia akan menginjak-injak semua hukum, semua disiplin dan ketetapan -Mu.” Kebenaran menjawab, “Jangan menciptakan manusia karena dia akan berperangai buruk dan akan selalu mengejar dusta dan kepalsuan.” Kemurahan berkata, “Saya tahu manusia akan menjadi sedemikian bobrok. Tetapi saya yang akan bertanggung-jawab atasnya dan berjalan mendampinginya melalui lorong-lorong yang gelap sampai saya membawanya kepada-Mu pada akhirnya.”

Allah menciptakan manusia dalam bentuk yang terbaik, tetapi manusia jatuh mengikuti kecenderungannya sendiri, dan karena menuruti keinginannya sendiri menenggelamkan dirinya ke dalam dunia yang sudah rusak. Tetapi kemurahan dan kasih Allah mengikuti dia dan merencanakan keselamatan yang sepenuh, menyeluruh dan kekal. Tempatkan kepercayaan anda pada kasih Allah dalam Kristus Yesus yang berkata, “Berpalinglah kepada-Ku dan biarkanlah dirimu diselamatkan, hai ujung-ujung bumi! Sebab Akulah Allah dan tidak ada yang lain” (Yesaya 45:22). “Marilah, baiklah kita berperkara! – firman TUHAN – Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba” (Yesaya 1:18).

Jangan ragu-ragu. Bukalah pintu hati anda untuk Kristus. Dia menghendaki anda melakukannya ketika Dia berkata, “Inilah Aku! Aku berdiri di depan pintu dan menge-tuk.”

JALAN KESELAMATAN

Keselamatan manusia tidak dapat diperoleh di luar rencana Allah. Hanya Allah yang sanggup untuk membawa ke dalam kebersamaan, keadilan, kemurahan, kekudusan dan kasih. Allah menggenapi ini melalui korban penebusan ajaib yang dilakukan ketika sudah genap waktunya di Gogota. Ini terjadi seperti yang sudah dinubuatkan oleh Pemazmur, “Kasih dan kesetiaan akan bertemu, keadilan dan damai sejahtera akan bercium-ciuman” (Mazmur 85:11).

Pemandangan yang mentakjubkan dan mendebarkan untuk penebusan sudah ditetapkan. Allah berada di satu sisi, yang kekudusan-Nya, kebesaran-Nya dan kebaikan-Nya tidak terbatas. Sementara di sisi yang lain, manusia berdosa yang dipenuhi dengan kesalahan-kesalahannya sendiri. Di tengah-tengah berdiri sebuah kayu salib dalam mana Kristus ditinggikan sebagai Penebus untuk menyatakan kasih Allah – “Sebab Allah men-damaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelang-garan mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami” (2 Korintus 5:19).

Bukti yang ada pada waktu itu menegaskan bahwa keselamatan Allah yang sudah Dia persiapkan untuk umat manusia bukanlah terjadi secara mendadak. Keselamatan itu su-dah ditetapkan sebelumnya dan yang dijalankan secara cermat, disempurnakan sesuai de-ngan hikmat dan pertimbangan Allah yang sempurna. “Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kere-laan kehendak-Nya, supaya terpujilah kasih karunia-Nya yang mulia, yang dikaruniakan-Nya kepada kita di dalam Dia dan oleh darah-Nya kepada kita di dalam Dia, yang dika-sihi-Nya. Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengam-punan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya, yang dilimpahkan-Nya kepada kita dalam segala hikmat dan pengertian” (Efesus 1:5-8).

Sesungguhnyalah, keselamatan untuk umat manusia ditetapkan atas dasar korban penebusan ini yang disempurnakan oleh Kristus. Agar ini dapat diwujudkan, maka adalah keharusan bahwa Logos (Firman) Yang sejak semula bersama dengan Allah, diinka-nasikan dan mengambil bagian dengan manusia dalam daging dan darah untuk dapat mempersembahkan dirinya sendiri pada mezbah salib untuk menebus dosa-dosa umat manusia. Ada tertulis: “Karena anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematian-Nya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut; dan supaya dengan jalan demikian Ia membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan oleh karena takutnya pada maut” (Ibrani 2:14,15).

AYAT-AYAT YANG BERBICARA TENTANG KESELAMATAN:

"Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu." (Kisah Para RasuI16:31).

"Karena itu sadarlah dan bertobatlah, supaya dosa­mu dihapuskan, agar Tuhan mendatangkan Waktu ke­legaan, dan mengutus Yesus, yang dari semula diuntuk­kan bagimu sebagai Kristus." (Kisah para Rasul 3:19,20).

"Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kusus." (Kisah Para RasuL2:38).

"Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga, Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan." (1 Yohanes 1:9).

"Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, I bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan." (Roma 10:9). .

"Sebab karena kasib karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ad rang yang memegahkan diri." (Efesus 2:8,9).

"Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus." (Yohanes 17:3)

"Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu 'jauh', sudah menjadi 'dekat' oleh darah Kristus." (Efesus 2:13).

"Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus Anak-Nya itu menyucikan kita dari pada segala dosa." (1 Yoharies 1:7).

"Karena seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia, dan oleh Dialah Ia memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang ada di bumi, maupun yang ada di sorga, sesudah Ia mengadakan perdamaian oleh darah salib Kristus." (Kolose 1:19,20).

"Sebab, kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus, yang telah dikiaskan seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat. Kristus telah dipilih sebelum dunia dijadikan, tetapi karena kamu baru menyatakan diriNya pada zaman akhir." (1 Petrus 1:18-20).

"Sebab di dalam Dia dan oleh darahNya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekaya­an kasib karunia-Nya." (Efesus 1:7).

KEMENANGAN ATAS DOSA

Anda dapat memiliki kemenangan atas dosa melalui sarana ANUGERAH, Allah tidak membiarkan orang-orang percaya berusaha dan berjuang sendirian untuk melepaskan dirinya dari dosa dan mencapai keselamatannya sendiri. Allah tetap aktif di dalam orang percaya, seperti yang dikatakan oleh rasul Paulus:”… karena itu tetaplah kerjakan kese-lamatanmu dengan takut dan gentar, … karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya” (Filipi 2:12,13).

Sarana anugerah adalah banyak dan termasuk:

BERHUBUNGAN SECARA TERUS MENERUS DENGAN KRISTUS

Kristus tidaklah sekedar seorang guru atau tokoh bagi orang percaya. Diilhami oleh kebenaran ini rasul Paulus berdoa untuk orang-orang percaya di Efesus dengan me-ngatakan, “Sehingga oleh imanmu Kristus diam di dalam hatimu dan kamu berakar serta berdasar di dalam kasih. Aku berdoa, supaya kamu bersama-sama dengan segala orang kudus dapat memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus” (Efesus 3:17,18).

Alkitab memberikan banyak gambaran tentang hubungan antara Kristus dan orang-orang percaya. Kristus digambarkan sebagai pokok anggur, dan mereka (orang-orang percaya) sebagai carang-carangnya di dalam Yohanes 15:1-3. Dia juga dilukiskan sebagai bangunan kudus, dan orang-orang percaya sebagai batu-batu yang hidup (1 Petrus 2:5). Seperti itulah barangkali hubungan yang Tuhan Yesus maksudkan ketika Dia berkata, “Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku akan makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku” (Wahyu 3:20). Dia juga berkata; “Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia” (Yohanes 14:23).

Barangkali gambaran yang paling indah sehubungan dengan hal ini adalah pengalaman yang dikemukakan oleh rasul Paulus yang mengatakan, “Aku telah disalibkan dengan Kristus; namun aku hidup, tetapi bukan aku lagi yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku” (Galatia 2:20).

Kita perlu untuk melupakan ego atau pementingan diri sendiri kita dan bergabung atau menyatu secara menyeluruh ke dalam Pribadi dari Tuhan Yesus untuk dapat “tinggal di dalam Dia, dan dia di dalam kita.” Kita juga perlu untuk tinggal di dalam firman-Nya, agar firman-Nya dapat tertanam ke dalam kehidupan kita. Selanjutnya apapun yang kita minta akan diberikan kepada kita, dan kemenangan atas dosa akan menjadi bagian dari kehidupan kita.

MEMPELAJARI ALKITAB

Tuhan Yesus berkata, “Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.” (Matius 4:4).

Melihat kembali kehidupan dari orang-orang milik kepunyaan Allah yang hidup berke-menangan menunjukkan bahwa mereka dilengkapi dengan pedang Roh yang adalah firman Allah, sebagaimana bisa dilihat dalam Efesus 6:17. Kita juga mengetahui bahwa orang-orang yang mengalami saat-saat kelemahan dan kekalahanpun mampu untuk mendapatkan kembali kemenangan melaui Firman Allah. Sebagai contoh, Daud, menulis nyanyian kemenangan berikut ini: “Berbahagialah orang-orang yang hidupnya tidak ber-cela, yang hidup menurut Taurat TUHAN. Berbahagialah orang-orang yang memegang peringatan-peringatan-Nya, yang mencari Dia dengan segenap hati, yang juga tidak melakukan kejahatan, tetapi yang hidup menurut jalan-jalan yang ditunjukkan-Nya. Engkau sendiri telah menyampaikan titah-Mu, supaya dipegang dengan sungguh-sungguh. Sekiranya hidupku tentu untuk berpegang pada ketetapan-Mu! Maka aku tidak akan mendapat malu, apabila aku mengamat-amati segala perintah-Mu. Aku akan ber-syukur kepada-Mu dengan hati jujur, apabila aku belajar hukum-hukum-Mu yang adail. Aku akan berpegang pada ketetapan-ketetapan-Mu, janganlah tinggalkan aku sama sekali. Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih? Dengan menjaganya sesuai dengan firman-Mu. Dengan segenap hatiku aku mencari Engkau, janganlah biarkan aku menyimpang dari perintah-perintah-Mu. Dalam hatiku aku menyimpan janji-Mu, supaya aku jangan berdosa terhadap Engkau …” (Mazmur 119:1-11).

Dalam kesaksiannya sehubungan dengan kemenangannya atas dosa-dosanya, Daud juga menulis ayat-ayat ini: ”Taurat TUHAN itu sempurna, menyegarkan jiwa; peraturan TUHAN itu teguh, memberikan hikmat kepada orang yang tak berpengalaman. Titah TUHAN itu tepat, menyukakan hati; perintah TUHAN itu murni, membuat mata berca-haya. Takut akan TUHAN itu suci, tetap ada untuk selamanya; hokum-hukum TUHAN itu benar, adil semuanya, lebih indah dari pada emas, bahkan dari pada banyak emas tua; dan lebih manis dari pada madu, bahkan dari pada madu tetesan dari sarang lebah. Lagi pula hamba-Mu diperingatkan oleh semuanya itu, dan orang yang berpegang padanya mendapat upah yang besar” (Mazmur 19:8-12).

Berikut ini adalah sebuah contoh yang dipergunakan oleh rasul Paulus di dalam suratnya kepada Timotius muridnya: “Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus. Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik” (2 timotius 3:15-17). Petrus memakai contoh yang lain untuk menggambarkan pengaruh dari firman Allah terhadap manusia. “Dengan demikian kami makin diteguhkan oleh firman yang telah disampaikan oleh para nabi. Alangkah baiknya kalau kamu memperhatikannya sama seperti memperhatikan pelita yang bercahaya di tempat yang gelap sampai fajar menyingsing dan bintang timur terbit bersinar di dalam hatimu. Yang terutama harus kamu ketahui, ialah bahwa nubuat-nubuat dalam Kitab Suci tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri, sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah” (2 Petrus 1:19-21).

DOA

Pada waktu Iblis mencoba untuk mencobai murid-murid, Tuhan Yesus memberitahu kepada mereka untuk Berdoa agar mereka jangan jatuh ke dalam pencobaan seperti di dalam Lukas 22:40. Pencobaan, jika tidak dibiarkan menjauh, akan membawa kepada keinginan hawa nafsu, dan keinginan hawa nafsu kalau dituruti, akan membawa kepada berbuat dosa. Oleh karena itu, kita harus berdoa dengan tekun agar kita jangan sampai masuk ke dalam pencobaan yang akan membawa ke dalam dosa dan yang akhirnya ke dalam kematian dan pehukuman.

BERKETETAPAN UNTUK BERTOBAT

St. Basil mengatakan, “Adalah baik bahwa anda tidak berbuat dosa. Jika anda berbuat dosa anda tidak boleh menunda untuk bertobat. Jika anda sudah bertobat anda jangan berbuat dosa lagi. Jika anda mampu berbuat demikian, anda harus tahu bahwa ini dimungkinkan karena Allah, dan jika anda mengetahui hal itu, anda harus berterima kasih kepada Allah untuk anugerah-Nya dan memohon kepada-Nya untuk terus-menerus membimbing anda lebih jauh.

MENYALIBKAN KEHIDUPAN YANG LAMA

Rasul Paulus menulis kepada orang-orang percaya di Efesus. “Tetapi kamu bukan demikian. Kamu telah belajar mengenal Kristus. Karena kamu telah mendengar tentang Dia dan menerima pengajaran di dalam Dia menurut kebenaran yang nyata dalam Yesus, yaitu bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus menang-galkan manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan, supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu, dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya” (Efesus 4:20-24).

TETAP BERADA DALAM KASIH KRISTUS

Dikatakan bahwa Setan menyerang St. Makarius pada saat dia sedang berdoa, menco-bainya untuk memenuhinya dengan rasa kesombongan. Si Setan berkata kepadanya, “Wah, kamu sungguh orang kudus yang sempurna!” Makarius menjawab, “Kamu melu-pakan betapa banyaknya kelemahan dan kekuranganku.” Pada kali lain Setan mencoba untuk mendatangkan keputus-asaan dalam hati Makarius ketika dia berkata kepadanya. “Betapa sangat kurangnya kamu dan bagaimana dirimu penuh dengan ketidakbenaran.” Makarius berkata, “Benar sekali bahwa saya penuh dengan ketidakbenaran dan kekura-ngan, tetapi kamu sudah melupakan kasih Kristus dan kematian-Nya untukkku. Melalui kesempurnaan-Nya kekurangan saya diperbaiki oleh-Nya.”

PERTEMUAN-PERTEMUAN ROHANI

Adalah suatu kenyataan yang diterima bahwa pertemuan-pertemuan rohani merupakan salah satu dari sarana-sarana terbaik yang Allah sediakan untuk orang-orang percaya agar bisa bertumbuh dan maju di dalam kehidupan Kristen. Kita diberitahu di dalam Kisah Para Rasul tentang anggota-anggota dari gereja mula-mula. “Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk me-mecahkan roti dan berdoa” (Kisah Para Rasul 2:42). Jadi Rasul menasehati, “Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam peker-jaan baik. Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasehati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat” (Ibrani 10:24,25).

PENGAMPUNAN

PERTANYAAN. 

  1. Saya ingin tahu lebih dalam tentang hal pengampunan, keselamatan, dan “mahkota kehidupan.” Mohon jelaskan hal-hal ini untuk saya. – A.N.A., Zaqasiq,Mesir.

  2. Saya menerima teks berikut ini:

    1. "Hendaklah engkau setia sampai mati, dan aku akan. mengaruniakan kepadamu mah­kota kehidupan." (Wahyu 2:10)

    2. Jika kita mengaku dosa kita, maka la adalah setia dan adil, sehingga la akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan." (I Yohanes 1:9).

    Mohon jelaskan untuk saya.

    G.K.Y., Mesir.

Kata “pengampunan” di dalam Alkitab artinya menutupi dosa, menyembunyikan atau menebus. Kata itu pertama kali dipergunakan dalam Kejadian 6:14, dalam pengertian me-nutupi “ketelanjangan”. Kata itu selanjutnya dikembangkan untuk diterapkan pada “menutupi” dalam Ruangan Maha Kudus. Di dalam Perjanjian Baru kata pengampunan dipergunakan dalam pengertian penebusan untuk dosa melalui darah Kristus. Menang-gapi pada pertanyaan yang diajukan, “pengampunan” berarti “menutupi” dosa kita mela-lui penebusan Kristus.

Jika kita merenungkan pengampunan di dalam Alkitab, maka akan menjadi jelas bahwa Kristus adalah tempat kita memohonkan pengampunan untuk dosa-dosa kita, karena Dia menebus dosa-dosa kita melalui kematian-Nya di kayu salib. Rasul Yohanes meng-gambarkan kenyataan ini dengan kesaksiannya pada waktu dia menulis, “Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil. Dan Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia” (1 Yohanes 2:1,2). Pengampunan ju-ga berarti “menyingkirkan, atau menghapus” sebagaimana dipergunakan oleh Yohanes Pembaptis ketika dia berkata tentang Kristus, “Lihatlah Anak domba Allah, yang meng-hapus dosa dunia!” (Yohanes 1:29).

Barangkali ada beberapa orang yang akan bertanya, “Mengapa Allah tidak mengampuni tanpa penebusan?” Jawabannya adalah pertama, Allah memiliki ketetapan moral untuk semua umat manusia. Keadilan-Nya dan kebenaran-Nya menuntut bahwa Dia harus menghormati hukum, karena hukum yang dijalankan menjamin damai sejahtera dan ketertiban. Dan yang terakhir, umat manusia bisa punya hak untuk mengajukan per-tanyaan yang sekaligus sebagai protes jika manusia sendiri diminta untuk memberikan penebusan. “Tetapi kita tahu bahwa segala sesuatu yang tercantum dalam Kitab Taurat ditujukan kepada mereka yang hidup di bawah hukum Taurat, supaya tersumbat setiap mulut dan seluruh dunia jatuh ke bawah hukuman Allah” (Roma 3:19). Kita harus menyadari bahwa Allah berlimpah dalam kemurahan, dan itu karena perkenaan-Nya, “oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus. Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya. Hal ini dibuatnya untuk menunjukkan keadilan-Nya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaran-Nya”(Roma 3:24,25).

Manusia dan Pengampunan

Tidak ada seorangpun yang mempersoalkan kenyataan bahwa orang-orang yang mera-sakan beban dari dosa mereka, mencoba untuk mendapatkan perkenan Allah melalui berbagai cara agar mengampuni mereka. Beberapa dari berbagai cara tersebut dibica-rakan di bawah ini.

PERBUATAN PERBUATAN BAIK

Perbuatan baik itu sendiri adalah baik. Tetapi perbuatan-perbuatan baik tidak dapat memenangkan pengampunan Allah untuk dosa-dosa masa lalu. Nabi Yesaya menyatakan hal ini secara terus terang ketika dia mengatakan, “Demikianlah kami sekalian seperti seorang najis dan segala kesalehan kami seperti kain kotor; kami sekalian menjadi layu seperti daun dan kami lenyap oleh kejahatan kami seperti daun dilenyapkan oleh angina” (Yesaya 46:6). Kenyataan ini menjadi jelas bagi rasul Paulus yang meninggalkan kepada kita kesaksiannya, yang diilhami oleh Roh Kudus:”bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri. Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau supaya kita hidup di dalamnya” (Efesus 2:9,10).

Sebagaimana dijelaskan oleh Paulus di atas, perbuatan-perbuatan baik tidak mengerjakan pengampunan kepada manusia karena itu merupakan tugas dan kewajiban manusia untuk melakukannya dan untuk itu dia tidak menerima pengampunan dosa. Kristus sendiri menegaskan hal ini dalam ajaran-Nya, “Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang harus kami lakukan” (Lukas 17:10).

Kristus mengingatkan kepada kita mengenai perintah yang terbesar dan yang utama, “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu” (Matius 22:37). Perintah ini artinya bahwa kasih kita kepada allah harus disertai dengan pelayanan yang kita persembahkan kepada-Nya dan melakukan apa yang baik di pemandangan-Nya.

Barangkali contoh yang paling nyata diberikan kepada kita oleh Raja Daud, pada waktu dia dan rakyatnya memberikan persembahan dalam jumlah besar berupa emas untuk pembangunan Bait Allah. Dia berkata, “Sebab siapakah aku ini dan siapakah bangsaku, sehingga kami mampu memberikan persembahan sukarela seperti ini? Sebab dari pada-Mulah segala-galanya dan dari tangan-Mu sendirilah persembahan yang kami berikan kepada-Mu. Sebab kami adalah orang asing di hadapan-mu dan orang pendatang sama seperti semua nenek moyang kami; sebagai bayang-bayang hari-hari kami di atas bumi dan tidak ada harapan. Ya TUHAN, Allah kami, segala kelimpahan bahan-bahan yang kami sediakan ini untuk mendirikan bagi-Mu rumah bagi nama-Mu yang kudus adalah dari tangan-Mu sendiri dan punya-Mulah segala-galanya” (1 Tawarikh 29:14-16).

Adalah benar bahwa perbuatan-perbuatan baik itu sangat perlu karena sesuai dengan apa yang ada di dalam pikiran Allah. Tetapi perbuatan-perbuatan baik tidak dapat membeli pengampunan; karena kalau tidak, kata “anugerah, rahmat atau kasih karunia” perlu untuk dihapus dari semua kamus bahasa.

DOA DOA

Doa-doa bukan sarana untuk beroleh pengampunan. Orang berdosa sudah mendukakan Allah dan tidak dapat menyelesaikannya dengan doa-doa, doa-doa tidak dapat meme-nangkan kasih kemurahan Allah karena kasih kemurahan Allah terikat pada keadilan-Nya yang sempurna.

Orang berdosa tidak dapat menikmati safaat dari Roh Kudus yang membawa jiwa manu-sia berada dalam harmoni dengan Allah, bersafaat dalam doa-doanya dan menjadikan doa-doa yang sedemikian berhasil.

Pertanyaan yang barangkali diajukan, “Karena demikian kasusnya, lalu siapa yang dapat berdoa?” Jawabannya adalaah siapapun yang sudah menerima Kristus dan mendapatkan pengampunan atas dosa-dosanya melalui darah Sang Penebus di kayu salin dapat berdoa. Oleh karena itu, doa-doa adalah, bukan sebagai sarana untuk mendapatkan pengampunan, tetapi, merupakan suatu hubungan baik yang dinikmati manusia dengan Allah karena dosa-dosanya sudah diampuni.

BERPUASA

Puasa merupakan bentuk dari penyangkalan diri dan perendahan diri jiwa, tetapi tidak cukup untuk membatalkan pelanggaran yang sudah dilakukan kepada Allah karena dosa. Oleh karena itu, puasa tidak dapat memberikan pengampunan pada orang berdosa.

Pengalaman sudah mengajarkan bahwa orang-orang yang berpuasa dengan maksud untuk memenangkan anugerah Allah dalam kenyataannya bukan merupakan perbuatan atau tindakan yang berguna bagi Allah atau manusia. Tidak juga mereka layak untuk mendapatkannya karena berpuasa. Allah berfirman, “Ketika kamu berpuasa dan meratap dalam bulan yang kelima dan yang ketujuh selama tujuh puluh tahun ini, adakah kamu sungguh-sungguh berpuasa untuk Aku?” (Zakharia 7:5).

BERSYAFAAT

Tidak ada pengajaran di dalam Alkitab sehubungan dengan bersafaat atau berdoa untuk orang lain yang dilakukan oleh orang-orang kudus yang pernah hidup sebelum kita, mengampuni dosa. Pengajaran rasul-rasul hanya mengatakan, “Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus, yang telah menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan bagi semua manusia: itu kesaksian pada waktu yang ditentukan” ( 1 Timotius 2:5,6).

“Demikian jugalah kamu. Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan” (Lukas 17:10).

PERTOBATAN

Pertobatan adalah baik. Karena hal itu mencegah banyak dosa yang akan dilakukan di masa depan. Tetapi sebaik apapun pertobatan itu, tidak dapat mengampuni dosa-dosa sebelumnya. Ambil contoh seorang pembunuh, yang sementara dalam pengadilan, bersumpah untuk berhenti dari melakukan kejahatan selanjutnya. Apakah hakim menemukan dalam janji si pelaku kejahatan ini dasar yang memadai untuk mengampuni dia? Tidak ada sama sekali. Hakim sudah dipercaya untuk menjalankan keadilan. Bagaimana mungkin Hakim langit dan bumi melanggar ketetapan hukum-Nya sendiri yang menyatakan: “Orang yang berbuat dosa, itu yang harus mati …” (Yehezkiel 18:20)?

LALU BAGAIMANA PENGAMPUNAN DAPAT DIPEROLEH?

Pertanyaan ini sudah diajukan oleh setiap orang berdosa di setiap abad dan generasi yang hati nuraninya disadarkan dari ancaman kematian. Jawabannya adalah bahwa pengam-punan diperoleh melalui penebusan. Kita membaca pasal pujian indah berikut ini yang dikemukakan oleh Paulus kepada orang-orang percaya di Kolose, “Dan mengucap syukur dengan sukacita kepada Bapa, yang melayakkan kamu untuk mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang kudus di dalam kerajaan terang. Ia telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan kita ke dalam Kerajaan Anak-Nya yang kekasih; di dalam Dia kita memiliki penebusan kita, yaitu pengampunan dosa” (Kolose 1:12-14).

Kenyatan ini dinyatakan oleh para abdi Allah yang menyaksikan apa yang sudah dinyatakan kepada mereka. Nabi Yesaya menulis, “Sesudah kesusahan jiwanya ia akan melihat terang dan menjadi puas; dan hamba-Ku itu, sebagai orang yang benar, akan membenarkan banyak orang oleh hikmatnya, dan kejahatan mereka dia pikul. Sebab itu Aku akan membagikan kepadanya orang-orang besar sebagai rampasan, dan ia akan memperoleh orang-orang kuat sebagai jarahan, yaitu sebagai ganti karena ia telah menyerahkan nyawanya ke dalam maut dan karena dia terhitung di antara pemberontak-pemberontak, sekalipun ia menanggung dosa banyak orang dan berdoa untuk pem-berontak-pemberontak” (Yesaya 53:11,12).

Pengampunan diperoleh secara cuma-cuma melalui anugerah, dan Kristus merupakan sarana dari anugerah yang sedemikian itu. Karena di dalam Dia, Bapa sudah memilih kita untuk kehidupan yang kekal; di dalam Dia kita sudah diangkat sebagai anak-anak-Nya; dan di dalam Dia kita diberkati dengan setiap berkat rohani di dalam sorga.

Melalui penebusan yang sudah dikerjakan ini, Kristus sudah menjadi pengantara untuk pendamaian kita dengan Allah. Buah dari penebusan adalah pengampunan atas dosa-dosa. Tidak ada batas pada pengampunan yang sedemikian itu karena Allah berlimpah dalam kemurahan dan karena kasih-Nya yang besar dan luarbiasa. Akibat-akibat dari pengampunan adalah :

  1. Murka Allah terhadap orang berdosa berhenti dan digantikan dengan sukacita ilahi-Nya sesuai dengan kekayaan anugerah-Nya yang Dia sudah limpahkan kepada kita sebagai anak-anak-Nya yang kekasih.

  2. Rasa bersalah yang menyakitkan dalam hati manusia yang sebenarnya tidak perlu, sudah berakhir.

  3. Pembatalan pehukuman yang layak untuk manusia karena dosa-dosanya dan pemulihan hati nuraninya dari “perbuatan-perbuatan yang mati”, untuk melayani Allah yang hidup.

MENGAPA KESELAMATAN ??

Allah menciptakan manusia dalam bentuk yang terbaik. Dalam hikmat-Nya kehendak Allah memberikan kepada manusia pikiran yang mampu untuk memahami dan berpikir dengan benar. Dalam proses dari pemikirannya manusia cenderung untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan. Barangkali pertanyaan paling penting yang menguasai pikiran manusia sejak kejatuhan adalah – “Apa yang harus saya perbuat supaya selamat?”

Pada waktu rasul Paulus berkata, “bagaimanakah kita akan luput, jikalau kita menyia-nyiakan keselamatan yang sebesar itu, yang mula-mula diberitakan oleh Tuhan,” dia mengakui abwha keselamatan adalah hal yang sangat penting hubungannya dengan manusia. Paulus barangkali sampai kehilangan kata-kata dan menyatakannya sebagai “keselamatan yang sebesar itu” yang telah menggerakkan Yang Mahakuasa dan meme-nuhi pikiran-Nya, sehingga mewujudkannya. “Allah mengutus Anak-Nya, yang lahir dari seorang perempuan dan takluk kepada hokum Taurat. Ia diutus untuk menebus mereka, yang takluk kepada hukum Taurat, supaya kita diterima menjadi anak”(Galatia 4:4-5).

Jika keselamatan sangat demikian pentingnya, kita harus meneliti kehebatan dari keselamatan itu. Saya tidak bisa menjelaskan atau melukiskan berkat dari keselamatan yang sedemikian itu kepada anda. Tetapi saya akan berusaha untuk menyampaikan dan membagikan pengamatan saya mengenai betapa besarnya keselamatan itu, menyadari bahwa saya dengan serta-merta melakukannya sebagai orang percaya yang merendahkan dirinya kepada Tuhan Yesus Kristus Juruselamat kita dan menemukan kebenaran-kebenaran ini:

  1. Harga yang telah dibayar oleh Kristus untuk mendapatkan keselamatan bagi kita sedemikian besar dan luarbiasa kehebatannya dan mengilhami pengajaran Petrus yang terkenal, “Dan jika kamu menyebutnya Bapa, yaitu Dia yang tanpa memandang muka menghakimi semua orang menurut perbuatannya, maka hendaklah kamu hidup dalam ketakutan selama kamu menumpang di dunia ini. Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat. Ia telah dipilih sebelum dunia dijadikan, tetapi karena kamu baru menyatakan diri-Nya pada zaman akhir” (1 Petrus 1:17-20).

    Ini adalah harga yang besar dan mahal yang dibayar untuk keselamatan. Harga yang harus dibayar Allah lebih besar untuk menyediakan keselamatan bagi manusia daripada menciptakannya. Penciptaan dilakukan melalui perkataan dari mulut-Nya, tetapi keselamatan berbeda. Allah tidak menahan Anak-Nya tetapi memberikannya kepada kita semua. Sesungguhnyalah keselamatan yang sedemikian besar, dalam mana Allah sendiri menanggung penderitaan yang sangat berat, adalah keselamatan yang tidak hanya unik, tetapi juga penting.

  2. Dia menyelamatkan kita dari apa? Dia menyelamatkan kita dari dosa yang mengerikan, dari beban-beban dosa, dan dari pehukuman dosa, yang adalah kematian. Kesaksian Paulus sehubungan dengan hal ini mengatakan, “Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya:”Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa, dan di antara mereka akulah yang paling berdosa” (1 Timotius 1:15). Injil mengatakan, “Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang” (Lukas 19:10). Dia menyelamatkan kita dari kuasa Setan, sebagaimana tertulis, “Yesus dari Nazaret, bagaimana Allah mengurapi Dia dengan Roh Kudus dan kuat kuasa, Dia yang berjalan keliling sambil berbuat baik dan menyembuhkan semua orang yang dikuasai Iblis, sebab Allah menyertai Dia” (Kisah Para Rasul 10:38).

    Ia menyelamatkan kita dari kuasa si Iblis, seperti yang tersurat; "Yaitu tentang Yesus dari Nazaret; bagai­mana Allah mengurapi Dia, yang berjalan keliling sambil berbuat baik dan menyembuhkan semua orang yang dikuasai iblis, sebab Allah menyertai Dia." (Kisah Para Rasull0:38)

  3. 3. Apakah akibat-akibat dari keselamatan? Orang-orang yang sudah diselamatkan mengalami banyak kehormatan secara rohani dan berkat-berkat:

    1. Tanduk keselamatan bagi kita untuk kekuatan (Lukas 1 :69)

    2. Gunung Batu keselamatan untuk penegasan (Mazmur 95: 1)

    3. Ketopong keselamatan untuk perlindungan (Efesus 6: 17)

    4. Piala keselamatan untuk sukacita (Mazmur 116:13)

    5. Mata air keselamatan untuk memuaskan kehausan kita (Yesaya 12:3)

    6. Pakaian keselamatan untuk keindahan rohani (Yesaya 61: 10)

Melalui keselamatan kita juga dibenarkan dan dapat menikmati kedamaian dengan Allah melalui Tuhan kita Yesus Kristus. Kedamaian ini membawa kita ke dalam hidup yang berkelimpahan yang Tuhan Allah kehendaki untuk kita, sebagai persiapan untuk kebahagiaan yang tidak akan pernah berakhir di Yerusalem, kota damai sejahtera sorgawi.

Para pembaca yang kekasih, saya mau kembali pada pertanyaan yang diajukan oleh rasul Paulus. Bagaimana kita akan luput jikalau kita menyia-nyiakan keselamatan yang sebesar itu? Apakah kita selamat jika kita menyia-nyiakan keselamatan yang sebesar itu? Apa-kah kita selamat jika kita menyia-nyiakan panggialn Injil untuk keselamatan yang sede-mikian yang menyebabkan Allah sendiri menampilkan diri dalam daging untuk mewu-judkannya?

Keselamatan adalah sangat besar kehebatannya daripada keagamaan yang dinyatakan dalam Perjanjian Lama dengan semua praktek dan upacara yang dijalankannya. Inilah be-berapa alasan mengapa benar demikian?

Allah sendiri yang memulai berbicara tentang hal itu. Sejak awal mulanya Allah ber-firman bahwa benih perempuan akan meremukkan kepala ular di dalam Kejadian 3:15. Perantara-Nya Tuhan Yesus, yang lebih besar dari malaikat-malaikat yang merupakan perantara dari Perjanjian Lama, menyatakannya dan mewujudkannya melalui pengor-banan diri-Nya sendiri. Ini merupakan batu penjuru dari iman Kristen, yang Tuhan sudah turunkan kepada para rasul yang Dia lengkapi dengan Roh-Nya untuk memberitakannya kepada bangsa-bangsa.

Berita keselamatan itu disampaikan dan ditegaskan kepada kita, melalui cara yang layak untuk dipercayai, karena yang disampaikan itu sesuai dengan penyataan dari para nabi yang memberikan kepada kita berita keselamatan melalui pimpinan Roh Kudus.

Keselamatan itu disaksikan oleh orang-orang yang sudah mendengarnya, rasul-rasul yang adalah murid-murid Tuhan Yesus ketika masih ada di bumi, dan yang menerima lang-sung dari Dia firman kebenaran, yaitu Injil keselamatan, dan memberitakannya kepada dunia, mulai dari Yerusalem sampai ke ujung bumi.

Allah sendiri adalah saksi, bersama murid-murid, menyatakan berbagai kuasa dan karunia-karunia dari Roh Kudus. Para rasul memberitakan Injil keselamatan yang didu-kung oleh mujizat-mujizat yang mana Allah bekerja melalui tangan mereka, seperti menyembuhkan orang sakit, berbicara dalam berbagai bahasa asing dan bernubuat.

Sekarang sesudah kita berbicara lebih banyak mengenai kehebatan dari keselamatan yang begitu besar, kita barangkali masih bertanya, “Apa yang harus kami perbuat supaya selamat?” Ini adalah pertanyaan kekal yang setiap orang di dalam setiap bahasa di bawah matahari tetap menanyakannya. Tidak ada jawaban atas pertanyaan itu selain yang rasul Paulus berikan kepada kepala penjara Filipi sekitar dua ribu tahun yang lampau. “Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu” (Kisah Para Rasul 16:31).

Terimalah keselamatan Allah dengan syukur dan terima kasih, dan Kristus akan memenuhi hati anda dengan sukacita Roh Kudus dan memberikan anda kemenangan, dan pada akhirnya nanti mahkota kehidupan. Tetap menjaga diri anda tidak bercela di dalam kasih Allah, mengharapkan kemurahan dari Tuhan kita Yesus Kristus untuk kehidupan yang kekal. Ingatlah satu jiwa sangat berharga di hati Allah sehingga Dia membelinya dengan darah Anak-Nya sendiri. Jadi jangan abaikan jiwa anda; berjuanglah untuk tetap terus menjaganya.

Ada seorang yang menjual semua harta miliknya dan membeli sebuah permata yang langka dan sangat besar nilainya. Dia membawa permata itu bersamanya untuk berlayar ke sebuah tempat yang jauh. Di geladak kapal dia mengamat-amati keindahan dari batu permata itu dan mengagumi pantulan cahayanya terkena sinar matahari. Dia tetap saja memainkannya dengan jari jemari tangannya. Dia melempar-lemparkannya ke udara, di balik peringatan teman-temannya untuk berhati-hati dan jangan melempar-lemparkannya terlalu tinggi. Kemudian yang diperingatkanpun terjadi. Dalam lemparan yang sangat tinggi ternyata permata itu memental jauh dan jatuh ke dalam lautan yang dalam. Orang yang memiliki permata itu menangis dengan tersedu-sedu, “Aku kehilangan permataku! Aku kehilangan permataku!”

Ini adalah ceritera yang benar-benar terjadi. Ini juga merupakan peringatan untuk siapa-pun yang bermain-main dengan kehidupannya. Anda bisa jadi permata yang berharga itu tadi! Anda bermain-main dengan jiwa anda yang Allah sudah percayakan kepada anda. Apakah anda menyia-nyiakannya dengan tanpa mempedulikannya dan melempar-lempar-kannya ke dalam udara dari hawa nafsu duniawi? Anda akan menghadapi resiko dan bahaya, mendarat di kedalaman kesesatan dan kehilangan secara kekal.

MAHKOTA KEHIDUPAN

Kita membaca dalam Kitab Wahyu pasal 2:10 sebuah perintah dan perintah itu adalah untuk tetap setia dan itulah yang Kristus kehendaki dari setiap orang percaya. “Setialah sampai mati, dan Aku akan memberikan kepadamu Mahkota Kehidupan.” Perintah ilahi ini merefleksi dua kebenaran penting. Yang pertama adalah bahwa kesetiaan kita pada Kristus merupakan sebuah permata yang berharga yang kita harus menjaga dan memeliharanya dengan cermat, meskipun barangkali harus melibatkan pengorbanan dari kehidupan kita. Yang kedua adalah bahwa kesetiaan kita kepada Kristus harus terus-menerus di sepanjang kehidupan kita; sehingga pada waktu akhir dari segala sesuatunya tiba, semuanya akan dijumpai dalam keadaan yang tetap utuh dan tidak berubah, karena kita di tangan Kristus kita semua dapat dipercayai.

Kesetiaan yang sedemikian itu mendatangkan pahala yang tidak ternilai, yaitu mahkota kehidupan. Ini adalah mahkota yang Kristus menangkan sesudah menghancurkan kuasa kematian dan mengalahkan kubur. Kristus yang menghentikan kuasa kematian, membe-rikan mahkota kehidupan kepada mereka yang menang. Berikut ini apa yang Alkitab kata-kata tentang mahkota kehidupan itu:

  1. Mahkota yang bercahaya dan berhiaskan mutiara kerajaan adalah mahkota yang sudah dipersiapkan untuk tubuh orang-orang percaya (Gereja) yang Kristus sudah beli dengan darah-Nya (Yesaya 62:3).

  2. Mahkota kemuliaan yang tidak akan pernah layu diberikan kepada para gembala yang setia menggembalakan kawanan domba-domba Kristus (1 Petrus 5:4).

  3. Mahkota kebenaran diberikan kepada orang-orang yang hidup di dalam kebenaran sebagai akibat dari iman di dalam Kristus dan pengharapan akan kedatangan-Nya. Ini adalah pahala dari menyelesaikan perjuangan dengan baik dan menyelesaikan pertandingan kehidupan (2 Timotius 4:7,8).

  4. Mahkota kehidupan diberikan kepada orang percaya yang setia dalam meng-hadapi ujian-ujian maupun pencobaan-pencobaan dan berhasil melalui smeuanya dengan tanpa cacat maupun cela. Ini adalah pahala untuk para sahid yang kema-tian tidak dapat merampas iman atau kesetiaan pada Kristus.

Inilah, secara singkat, mahkota iman yang Tuhan sudah janjikan kepada orang-orang yang mengasihi Dia. Dalam bahasa Injil ini merupakan simbol dari kehidupan yang kekal dan mahkota kemenangan yang diterima oleh orang percaya yang setia, langsung dari ta-ngan Kristus. Kristus memerintahkan kita untuk memelihara dan menjaganya, ketika Dia berkata, “Aku datang segera. Peganglah apa yang ada padamu, supaya tidak seorang-pun mengambil mahkotamu” (Wahyu 3:11). Diilhami oleh perintah ini rasul Paulus mena-sehati orang-orang percaya di Kolose, “Janganlah kamu biarkan kemenanganmu digagalkan oleh orang yang pura-pura merendahkan diri dan beribadah kepada malaikat” (Kolose 2:18).

Dengan perintah ini Kristus bermaksud mengingatkan pengikut-pengikut-Nya untuk tidak menyalahgunakan kemerdekaan seperti yang dilakukan oleh Esau “…yang menjual hak kesulungannya untuk sepiring makanan. Sebab kamu tahu, bahwa kemudian, ketika ia hendak menerima berkat itu, ia ditolak, sebab ia tidak beroleh kesempatan untuk mem-perbaiki kesalahannya, sekalipun ia mencarinya dengan mencucurkan air mata” (Ibrani 12:16-17).

BAGAIMANA KITA DAPAT DISELAMATKAN?

PERTANYAAN: 

Bagaimana saya dapat secara menyeluruh diselamatkan dan meninggalkan dosa? Apakah cukup, untuk keselamatan, memberi diri dibaptis dan percaya? Apa lagi yang harus dilakukan oleh orang yang bertobat sesudah dosa-dosanya diampuni?

A.L.G., Alexandria, Mesir.

Sebelum kenaikan-Nya, Kristus memerintahkan murid-murid-Nya, “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum” (Markus 16:15,16). Kita mengerti, dari cara rasul-rasul kudus menjelaskan perintah Tuhan, bahwa semua umat manusia dihukum untuk binasa, tetapi dia yang percaya kepada Kristus, di dalam nama-Nya ada pengampunan untuk dosa-dosanya dan diselamatkan dari kuasa dosa.

Dalam kenyataannya, pada waktu kita merenungkan pengajaran Alkitab tentang iman yang menyelamatkan, kita mendapatkan bahwa Allah sudah mempersiapkan keselamatan untuk kita dan bahwa iman yang menyelamatkan memiliki ciri-ciri yang meliputi:

  1. Menunjukkan perhatiannya pada penyataan ilahi di dalam Alkitab dan percaya pada isinya mengenai keselamatan yang sudah dipersiapkan bagi kita di dalam Kristus; penerimaan terhadap kebenaran dari penyataan-penyataan Alkitab tentang kejatuhan umat manusia dan keperluan mereka akan Kristus. Namun demikian, keberadaan mental yang seperti ini, tidaklah cukup untuk meme-nangkan keselamatan, tetapi memang menuntun manusia ke jalan iman yang menyelamatkan.

  2. Keyakinan pribadi mendatangkan rasa syukur dan pujian kepada Allah yang telah meratakan jalan yang sesuai untuk keselamatan di dalam Kristus, yang sudah dengan cuma-cuma dipersiapkan untuk kita, manusia yang sudah jatuh.

  3. Kebergantungan secara sukarela pada Kristus yang adalah Tuhan dan Juruselamat kita. Ini melibatkan pengakuan dosa dan kesadaran akan tidak adanya jasa atau kelayakan dari pihak kita. Ini menghidupkan kuasa keselamatan Kristus atas kita; juga, penerimaan kita akan Dia sebagai Juruselamat pribadi kita dan tetap meme-gang Dia sebagai satu-satunya jalan pengampunan, penebusan dan kehidupan rohani. Ini berdasarkan pada banyak ayat di dalam Alkitab yang menjelaskan bagaimana kita datang kepada Kristus untuk mendapatkan keselamatan dari Dia.

“Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kele-gaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan” (Matius 11:28,29).

“Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya” (Yohanes 1:12).

“Tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal” (Yohanes 4:14).

“Jawab Yesus: Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun sudah mati. Percayakah engkau akan hal ini?” (Yohanes 11: 25,26).

“Memang masih banyak tanda lain yang dibuat Yesus di depan mata murid-murid-Nya, yang tidak tercatat dalam kitab ini, tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya” (Yohanes 20:30,31).

“Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu” (Kisah Para Rasul 16:31).

Sekarang kita bisa menambahkan bahwa iman yang menyelamatkan mempunyai penger-tian umum dan pengertian pribadi. Yang secara umum terdapat dalam penyataan ilahi, dan yang pribadi adalah tidak lain dari Kristus sendiri dan apa yang Dia lakukan sebagai seorang Penebus. Iman yang menyelamatkan, dalam kata lain, bergantung pada janji ilahi dari keselamatan di dalam Kristus. Berikut adalah beberapa gambaran bahwa Kristus adalah batu penjuru dari keselamatan.

KESAKSIAN KRISTUS

Kristus sering kali memanggil orang-orang untuk percaya di dalam Dia. Dia mengatakan bahwa jika mereka tidak percaya, mereka akan dihukum, “setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal. Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah. Barangsiapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal, tetapi barangsiapa tidak taat kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada di atasnya” (Yohanes 3:15,18,36).

PERLUNYA MENERIMA KRlSTUS

Teks yang menyatakan bahwa kita diselamatkan melalui menerima Kristus adalah banyak. “Kita menerima kesaksian manusia, tetapi kesaksian Allah lebih kuat. Sebab demikianlah kesaksian yang diberikan Allah tentang Anak-Nya. Barangsiapa percaya kepada Anak Allah, ia mempunyai kesaksian itu di dalam dirinya; barangsiapa tidak percaya kepada Allah, ia membuat Dia menjadi pendusta, karena ia tidak percaya akan kesaksian yang diberikan Allah tentang Anak-Nya. Dan inilah kesaksian itu: Allah telah mengaruniakan hidup yang kekal kepada kita dan hidup itu ada di dalam Anak-Nya. Barangsiapa memiliki Anak, ia memiliki hidup; barangsiapa tidak memiliki Anak, ia tidak memiliki hidup” (1 Yohanes 5:9-12).

“Setiap orang yang percaya, bahwa Yesus adalah Kristus, lahir dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi Dia yang melahirkan, mengasihi juga dia yang lahir dari pada-Nya” (1 Yohanes 5:1).

Adalah terbukti dari kutipan-kutipan di atas bahwa semua yang dikehendaki dari kita untuk keselamatan adalah menerima Kristus dan kesaksian yang Allah sudah catat mengenai Anak-Nya – iman bahwa Kristus adalah Anak dari Allah yang hidup. Kristus sendiri adalah obyek dari iman yang memastikan keselamatan. Oleh karena itu, iman berarti melihat pada Kritus, memiliki iman di dalam Dia, dan menyerahkan kehidupan diri kita kepada-Nya.

PENGAJARAN RASUL RASUL

Dalam hal yang sama Paulus mengajarkan bahwa kita dibenarkan oleh iman di dalam Kristus. Iman di sini, tidak hanya mental atau sekedar iman pada umumnya di dalam Allah, di dalam penyataan ilahi atau di dalam kenyataan-kenyataan kekal, tetapi adalah iman di mana Kristus adalah obyek. Paulus mengatakan, “Kebenaran Allah karena iman dalam Yesus Kristus bagi semua orang yang percaya” (Roma 3:22).

Kepada orang-orang percaya di Galatia dia berkata, “Kamu tahu bahwa tidak ada seorangpun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus dan bukan oleh karena melakukan hukum Taurat. Sebab tidak ada seorangpun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat” (Galatia 2:16); “Sebelum iman itu datang kita berada di bawah pengawalan hukum Taurat, dan dikurung sampai iman itu telah dinyatakan” (Galatia 3:23); “Aku hidup, tetapi bukan aku lagi sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku” (Galatia 2:20).

KRISTUS MEMBERIKAN DIRI-NYA SENDIRI SEBAGAI KORBAN PENEBUSAN UNTUK KITA.

Kita membaca di dalam Alkitab bahwa Kristus memberikan diri-Nya untuk menebus banyak orang dan bahwa Dia menjadikan diri-Nya korban penebusan untuk dosa-dosa dan memberikan diri-Nya sendiri sebagai korban kepada Allah. Kita juga membaca bahwa orang-orang diselamatkan hanya oleh kebenaran dan kematian-Nya.

Karena Dia adalah Penebus kita dan mencurahkan darah-Nya untuk dosa-dosa kita, dan karena dengan iman di dalam Dia kita didamaikan pada Allah, kita harus menerima Dia sebagai Penebus dan Pendamaian kita dan menempatkan kepercayaan kita di dalam Dia. Injil adalah dimaksudkan dalam keseluruhannya untuk menegaskan kenyataan bahwa Kristus, di dalam diri-Nya sendiri dan melalui apa yang Dia sudah kerjakan, adalah obyek dari iman dan dasar dari kepercayaan.

KEHIDUPAN KITA ADALAH DI DALAM KRISTUS, OLEH IMAN

Ini dibuktikan dengan banyak teks yang menghubungkan orang-orang percaya kepada Kristus. Alkitab mengatakan bahwa “kita berada di dalam Kristus karena iman,” “Dia tinggal di dalam kita,” “Dia adalah kepala dan kita adalah bagian-bagian di dalam Dia, “kehidupan kita dari Dia,” “Dia adalah pokok anggur dan kita adalah carang-carang-Nya”, dan bahwa “Dia adalah pemula dan penyempurna dari iman kita. Semua ini dan ayat-ayat yang sama menyingkirkan pandangan dan pendapat yang mengatakan bahwa hanya iman secara umum saja di dalam Allah atau Alkitab menjamin keselamatan kita. Mereka juga mengatakan bahwa “iman yang menyelamatkan” berakhir dalam Kristus yang menjadi Allah dan Juruselamat kita secara pribadi.

Kita juga membaca di dalam Alkitab bahwa Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia untuk menyelamatkan dunia. Selanjutnya, Kristus mati untuk dosa-dosa kita dan dibangkitkan untuk membenarkan kita, dan bahwa Dia dimaksudkan oleh Allah untuk menjadi hikmat, kebenaran, kekudusan dan penebusan bagi kita. Orang-orang yang menerima Juruselamat yang sedemikian itu, sebagaimana Dia menyatakan diri-Nya kepada kita sebagai Juruselamat, orang-orang yang menyerahkan jiwa mereka ke dalam tangan-Nya, dan orang-orang yang mengabdikan diri mereka untuk melayani Dia adalah orang-orang percaya yang benar seperti apa yang Alkitab maksudkan untuk mereka. Mereka itu pada dasarnya diselamatkan oleh anugerah atau kasih karunia.

Tidak ada keraguan lagi bahwa setiap orang percaya menerima Kristus dan meyakini Dia sebagai Juruselamatnya, yang menyelamatkan dari kejahatan-kejahatan dosa. Alkitab mengatakan ini kepada pengikut-pengikut Yesus. Kristus adalah Nabi, Imam dan Raja. Alkitab juga mengatakan bahwa Dia adalah sumber kehidupan, sumber terang dan kebahagiaan dan sasaran dari penyembahan dan kasih.

Jika keselamatan adalah sedemikian pentingnya untuk kehidupan yang lebih dalam dan kekekalan, kita terikat untuk mengajukan pertanyaan tentang sifat dan arti dari kesela-matan itu dengan sejelas-jelasnya. Kalau demikian, apakah keselamatan itu?

Sesungguhnyalah bahwa tema dari Kekristenan secara menyeluruh dari awal sampai akhir adalah hanya jalan keselamatan. Pemrakarsa dan pendirinya adalah Firman Allah yang Berinkarnasi, yang datang ke dunia dengan nama Yesus, yang artinya “Allah me-nyelamatkan”. Keselamatan digambarkan melalui berita tentang Kristus, dan Kekristenan melibatkan menyelamatkan manusia dari dosa. Malaikat berkata kepada Perawan Maria, “Ia akan melahirkan anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka” (Matius 1:21). Kristus berkata mengenai diri-Nya, “Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menye-lamatkan yang hilang”(Lukas 19:10).

Sekarang, anda akan mengerti bahwa orang yang bertobat tidak beroleh keselamatan se-kedar melalui campur-tangan seorang imam untuk membebaskan dia dari dosa-dosanya. Tidak ada imam, orang suci, nabi atau malaikat yang memiliki kuasa untuk mem-bebaskan dosa siapapun. Hanya satu Pribadi yang memiliki kuasa ini. Dia adalah Yesus Kristus. Ada tertulis tentang Dia, “Dan keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan” (Kisah Para Rasul 4:12).

Appendix A. PERTANYAAN

Jika anda membaca buku kecil ini dengan seksama, anda dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut di bawa ini:

  1. Apakah keselamatan itu ?

  2. Siapakah tokoh dari Perjanjian Baru yang mengajukan pertanyaan:”Apakah yang harus aku perbuat, supaya aku selamat?”

  3. Bagaimana anda menjelaskan dari Alkitab bahwa dosa adalah sebuah hutang?

  4. Apakah jalan keselamatan?

  5. Tuliskanlah tujuh ayat tentang keselamatan.

  6. Apakah sarana yang memberikan orang percaya kemenangan atas dosa?

  7. Apakah yang dimaksudkan dengan kata “Pengampunan” di dalam Alkitab?

  8. Apakah kita beroleh pengampunan melalui perbuatan-perbuatan baik?

  9. Apakah upacara doa-doa merupakan sarana untuk pengampunan?

  10. Dapatkan doa-doa dari orang-orang kudus mengampuni dosa-dosa kita?

  11. Apakah pertobatan membasuh dosa-dosa masa lalu?

  12. Apakah harga yang sudah dibayar oleh Kristus untuk keselamatan kita?

  13. Kematian Kristus, menyelamatkan kita dari apa?

  14. Apakah mahkota kehidupan?

  15. Apakah Alkitab menyebutkan tentang mahkota-mahkota yang lain?

  16. Apakah yang diperintahkan Kristus kepada murid-murid-Nya untuk diberitakan?

  17. Apakah akibat-akibat dari “iman yang menyelamatkan”?

  18. Kutiplah sebuah ayat yang menekankan kenyataan bahwa iman di dalam Kristus mendatangkan kehidupan yang kekal.

  19. Berikan beberapa ayat yang mengundang orang-orang untuk menerima Kristus.

  20. Apa jawaban yang Paulus dan Silas berikan kepada kepala penjara Filipi?

Jika anda menjawab dengan benar, 15 pertanyaan di atas, kami akan mendaftarkan anda pada kursus tertulis kami. Tuliskanlah jawaban anda pada selembar kertas yang terpisah. Mohon tuliskan alamat anda dengan jelas dan kirimkan kepada:


Meniti  Jalan Lurus
P.O. Box 1199/Kpb1
Yogyakarta 55001

Indonesia